Pidato Peringatan Nuzulul Quran


Pidato Peringatan Nuzulul Quran

Para Pembaca yang budiman, Pada bulan Ramadhan sudah menjadi tradisi bagi ummat Islam untuk senantiasa memperingati peristiwa Nuzulul Quran. sebagai bukti atau wujud manifestasi cinta kita terhadap  Al-Quran yang merupakan pedoman hidup kita bersama.

Pada kesempatan yang berbahagia ini izinkan penulis menguraikan rangkaian kata sebagai contoh pidato dalam acara peringatan Nuzulul Quran. semoga bermanfaat bagi ummat. Aamiiin

Assalamualaikum Wr Wb
Pertama tama dan yang paling utama tiada kata yang pantas kita ucapkan selain mengucapkan puja dan puji kepada dzat Ilahi Rabby. Sholawat beserta salamnya semoga selamanya tercurah limpahkan kepada panutan alam, yang menjadi sosok teladan bagi ummat sedunia, pahlawan revolusioner islam terhebat, dialah Nabi Agung  kita Nabiyyana Muhammad Saw, dan tidak lupa kepada para kerabat keluarganya, sahabatnya, kepada para tabiin dan tabiat-nya dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku ummatnya, yang mudah-mudahan diberikan kebahagiaan di dunia dan diakhirat kelak. Aamiin ya Alloh ya Robbal'alamiin.

Pada Malam 17 Ramadhan 611 M malam yang penuh dengan hikmah dan  berkah Alloh Swt telah memerintahkan kepada Malaikat Jibril As untuk menurunkan wahyu kepada Nabi yang Mulia yakni dengan diturunkannya kitab suci ummat islam yakni Al-Quran al-Kariim atau yang disebut dengan peristiwa Nuzulul Quran. Secara teoritis peristiwa Nuzulul Quran itu ada 2 tinjauan:

1. Nuzulul Quran yang Ghaib yaitu turunnya al-quran yang secara keseluruhan. Al-Quran itu berisi 30 juz, 6666 ayat serta 114 surat dari Lauhil Mahfudz ke Baitul 'Izzah di langit dunia, pada malam lailatul qadr pada bulan Ramadhan yang bersifat Ghaib
selanjutnya dari baitul 'Izzah diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw pada waktu kurun waktu 22 thn, 2 bulan, dan 22  Hari. Dimulai dari tanggal 17 Ramadhan sampai dengan tanggal 10 Dzulhijjah pada waktu Nabi muhamad Saw di Mina saat menunaikan Haji Wada'. turunlah ayat :(Al-Maidah ayat 3).

2. Turunnya Al-Quran pada tanggal 17 Ramadhan adalah Nuzulul Quran yang dhohir.
selanjutnya jumhur Ulama memberikan berita bahwa malam lailatul qodar itu selalu datang tiap tahun, akan tetapi jatuhnya tidak ditentukan dan tidak ada yang tahu kapan tepat waktunya lailatul qadr tersebut.
Tapi menurut Imam Syafi'i RA beliau berkata bahwa malam lailatul qodar itu yang paling sering terjadinya yaitu pada malam yang ganjil .
  
Kita wajib mensyukuri nikmat terhadap Al-Quran yaitu dengan cara, diantaranya dengan melaksanakan kewajiban kita terhadap Al-Quran yaitu :

1. Tilawah
sebagaimana dalam firman Alloh Swt
Belajar membaca dengan fasih, dan mengetahui akan ilmu tajwid yaitu memperhatikan makhroj dan sifatul-huruf dan menghindari kesalahan dalam membaca (lahn qiroat). Dalam setiap Ramadhan Kanjeng Nabi Muhammad Saw selalu bertadarus Al-Quran dan diperdengarkan kepada Malaikat Jibril As. Hal yang penting bagi kita adalah harus senantiasa dawam (konsisten)  untuk membaca Al-Quran baik itu satu hari satu juz atau se-maqro. dan mengaji nya memakai metode Tafahum (berusaha memahami makna Al-Quran).
Dari Ibnu Mas’ud rad, ia berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ  فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا, لاَأَقُوْلُ ألم حَرْفٌ وَلكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ.
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur`an maka untuknya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan  dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan ‘alif laam miim’ satu huruf, akan tetapi alif adalah satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi).

Dari Abu Umamah al-Bahili RA, ia berkata, ‘Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:
اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ
“Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membacanya, mempelajari dan mengamalkannya).” (HR. Muslim.)

2. Tahfidz
Belajar menghafal al-quran. Perhatikan bagaimana para pendahulu kita dalam Menghafal al-Qur`an :
Para salaf tidak hanya memberi perhatian terhadap membaca al-Qur`an lewat mushhaf, bahkan mereka berlomba-lomba dalam menghapalnya, dan Allah SWT telah memberikan kemudahan dalam membaca dan menghapalnya bagi siapa pun yang ingin mengharapkan pahala dan berminat menghapalnya. Firman Allah SWT:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran (QS. al-Qamar:17)
Ibnu Abbas RA berkata: ‘Kalau bukan karena kemudahan yang diberikan Allah SWT kepada manusia niscaya tidak ada seorang pun yang bisa membaca Kalamullah. (Lihat: ad-Durrul Mantsur 7/676.) Dan di antara kemudahannya adalah mudah dibaca dan menghapalnya.
Di antara keutamaan menghapal al-Qur`an adalah hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA, ia berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ الَّذِي لَيْسَ فِى جَوْفِهِ شَيْئٌ مِنَ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخرب
“Sesungguhnya orang yang tidak ada sedikitpun al-Qur`an di dalam rongganya, ia seperti rumah yang runtuh.”   (HR. at-Tirmidzi)

3.Talim
(mempelajari dan menggali makna di dalam Al-Quran) Belajar memahami makna Al-Quran dengan tafsiran Ulama ahli tafsir yang mendalami tentang Al-Quran, dari kitab-kitab Tafsir para ulama ternama, yang telah teruji kedalaman dan keluasan ilmu agamanya.serta belajar memahami terhadap istinbath hukum dari para Mujtahid yang menggunakan diroyah yang benar sehingga bisa menjawab masalah muhdasah (kejadian dimasa sekarang). Sebagaimana dalam sebuah hadist :
“Dari Utsman bin ‘Affan rad, dari Nabi saw, beliau bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
‘Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur`an dan     mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari).

4.Ta'mil 
T'amil (mengamalkan isi Al-Quran) yaitu medalami makna nya dan menerapkan dalam kehidupan sehari hari. Sebagaimana Aisyah memberitahu kita bahwa Nabi Muhammad Saw adalah Al-Quran yang berjalan. dan keutamaan mengamalkanya adalah kenikmatan yang tiada tara, sebagaimana dalam sebuah Hadist Dari Abdullah bin Umar RA, dari Nabi, beliau bersabda:
لاَحَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآناء النَّهَارِ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُهُ آناَءَ اللَّيْلِ وَآناَءَ النَّهَارِ
‘Tidak boleh ghibthah (menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain) kecuali dalam dua hal: (pertama) orang yang diberikan Allah SWT keahlian tentang al-Qur`an, maka dia melaksanakannya (membaca dan mengamalkannya) malam dan siang hari. Dan  seorang yang diberi oleh Allah SWT kekayaan harta, maka ia infakkan sepanjang hari dan malam.” (Muttafaqun alaih).

Semoga uraian singkat ini, dapat bermanfaat, pepatah mengatakan "khud ma shofa wa da' ma kadaro" (Ambil yang baik dan buang yang buruk) terima kasih atas perhatian dan mohon maaf atas segala kesalahan.
Wassalamu'alaikum Wr Wb
gambar al-quran